Pada akhir musim hujan saat ini curahannya seolah menjadi-jadi, dan seperti ditumpahkan dari langit. Akibatnya banjir di mana-mana; sarana prasarana rusak bahkan putus, sehingga hubungan antara satu daerah dengan daerah lain terganggu. Kondisi seperti ini hampir setiap tahun terjadi dimana-mana; seolah-olah kita tidak pernah belajar dari alam, bahkan tidak jarang kia tidak mau bersahabat dengan alam. Kita berkecenderungan abai terhadap tanda tanda alam.
Hirukpikuk bencana alam dan permasalahan sosial lain (termasuk pendidikan) sedikit terabaikan karena pesta demokrasi lima tahunan yang kita gelar. Akibatnya peristiwa yang selama ini menjadi fokus perhatian sedikit terabaikan, seolah-oleh mati hidup kita hanya karena Pemilihan, baik Pilleg maupun Pilpres. Menjadi ironis peristiwa ini menjadi bahan “gorengan sosial” yang sangat renyah untuk dinikmati, oleh para penganut paham “andai”.